A. Roseicollis


 Taksonomi agapornis roseicollis: 

Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Chordata
Class                      : Aves
Order                    : Psittaciformes
Family                   : Psittaculidae
Genus                   : Agapornis
Species                 A. Roseicollis

 Agapornis Roseicollis atau lovebird non klep begitu orang sering menyebutnya, saat ini menjadi semakin banyak digandrungi oleh pecinta lovebird tanah air. Sebenarnya lovebird ini telah lebih dahulu masuk Indonesia dibandingkan dengan saudaranya yang lain, hanya saja setelah itu kurang populer dikalangan pecinta lovebird dan akhirnya banyak orang tidak mau memeliharanya lagi. Berbeda dengan pecinta lovebird diluar negeri sana, mereka terus mengembangkannya sampai mendapatkan mutasi-mutasi baru.



Secara umum setiap hobies burung pasti kenal namanya burung lovebird, tetapi tidak semua orang tau ada berapa jenis lovebird dialamnya sana benua afrika. Dan berapa jenis yang sudah masuk ke Indonesia? Burung lovebird berjumlah 9 (sembilan) jenis dan yang sudah beredar diIndonesia ada 6 (enam) jenis, yaitu: fischery, personata, liliana atau nyasa, blackcheeked, madagaskar dan roseicollis atau non klep. Disebut lovebird non klep, bila kita perhatikan jenis lovebird ini dibagian pinggiran matanya tidak ada lingkaran putihnya seperti jenis yang lainnya.

Warna dasar lovebird dialam hanya ada 2 warna, hijau dan biru. Dari persilangan antar jenis dan warna maka berkembanglah saat ini beberapa mutasi warna dan corak bulu yang sangat cantik terutama jenis non klep.


Untuk warna hijau sendiri kita sebut warna alam atau wild type dan sering diistilahkan dengan green series (GS), dan untuk warna biru kita sebut blue series (BS). Tiap basic warna tersebut nantinya akan mempunyai variant tersendiri, untuk green series dengan warna dada berwarna kuning, untuk blue series mempunyai warna dada putih. Contoh: albino adalah dari blue series, sedangkan lutino dari green series. Untuk dark faktor dari green series warna olive, sedangkan blue series mauve. 





Lovebird di alam:

Dialamnya benua afrika lovebird hidup berkelompok dalam satu koloni yang berjumlah ribuan dan berpasangan-pasangan. Mereka tidak akan berganti-ganti pasangan sepanjang hidupnya, itulah sebabnya mereka disebut lovebird atau burung cinta. Mereka sangat sosial dan sering berkumpul dalam kelompok kecil dialam liat, makan sepanjang hari dan mandi sesering mungkin. Antara burung jantan dan betina relatif sulit dibedakan tetapi mereka paling mudah dikembangbiakan. Untuk jenis roseicollis atau non klep tersebar diafrika barat daya. Tubuhnya memiliki panjang 15 cm dan berbobot 40-50 gram. Jenis ini termasuk yang terbesar diantara lovebird jenis lainnya.

Lovebird non klep relatip sulit dibedakan jantan betinanya dan sebaiknya dipelihara secara berpasangan karena tidak cocok bila digabungkan dengan jenis lainnya. Kalaupun sampai terjadi perkawinan antar jenis maka keturunannya akan mandul 100% dan disebut barong.

Berdasarkan beberapa litertur yang ada burung lovebird mempunyai nama latin Agapornis dan berasal dari benua afrika dan kepulauan madagaskar. Nama agapornis karena kebiasaan mereka untuk hinggap berpasang-pasangan sambil saling menyisir bulu-bulu mereka. Akhirnya orang eropapun menyebutnya burung Lovebird atau burung cinta.

Burung ini mempunyai panjang rata-rata 13-15 cm, berat tubuh 28- 48 gram. Mempunyai warna bulu warna-warni yang indah dan menarik. Mempunyai kuku yang kuat untuk memegang sesuatu dan paruh yang kuat juga untuk memecahkan kulit biji-bijian. Berperangai riang, sering mengeluarkan suaranya sambil mengepak-ngepakan sayapnya.

Sebagai paruh bengkok, mereka mempunyai sebagian besar karakter jenis burung paruh bengkok. Berparuh bengkok, berjari 4 dengan posisi 2 kebelakang 2 kedepan,  pemakan biji-bijian, bersuara mengekek. Itulah sebagian ciri-ciri paruh bengkok.

Pada musim kawin suaranya akan riuh sekali, mengekek saling bersahut-sahutan antara jantan dan betina. Mengekek panjang sambil mengepakan sayapnya itulah cara betina menarik perhatian jantannya. Sang jantan pun menyambut dengan ekekan berinterval pendek-pendek

Bila mereka telah menemukan pasangannya, mereka akan selalu berdua-dua kemanapun pergi sambil mencari pohon yang berlubang sebagai tempat bersarangnya.  Mereka bersarang dicelah pohon kaktus, pokok kayu berlubang, dilangit-langit bekas kandang hewan, bekas sarang burung yang sudah tidak terpakai lagi dan dirumah-rumah penduduk sekitarnya. Dialamnya mereka tidak pernah memilih-milih tempat dan bahan sarang. Sebagian besar lovebird sangat suka bersarang dilubang-lubang pohon yang tinggi.

Setelah menemukan tempat bersarang yang cocok merekapun mulai membangun sarang dari bahan- bahan yang tersedia disekitarnya. Mereka tidak memilih-milih bahan sarang. Ranting dan rumput-rumputan akan dibawa untuk dijadikan sarangnya. Dari 9 jenis lovebird yang ada, jenis fischery dan personatalah yang paling jago membuat sarang.

Tidak ada literatur yang jelas lovebird kapan lovebird masuk ke Indonesia, ada beberapa pendapat bahwa lovebird masuk Indonesia sekitar tahun 1980an dan yang pertama kali masuk kesini adalah jenis lovebird non klep itu sebabnya mereka sering juga disebut lovebird lokal. Pengertian lovebird lokal disini adalah lovebird yang lahir disini. Dan pertama kali masuk dianggap sebagai burung hias saja, seiring perjalanan waktu lovebird mulai dilirik sebagai burung lomba suara. Tapi seiring perjalanan waktu juga lovebird non klep mulai ditinggalkan penggemarnya setelah beberapa spesies lovebird jenis lainnya masuk kesini melalui beberapa negara seperti: Holland, Taiwan, Pakistan, dan Amerika.

Lovebird mulai masuk eropa sekitar 1800an, dibawa para pedagang eropa dari benua afrika. Tetapi secara mengenaskan banyak lovebird yang mati sesampai disana dan ini membuat negara eropa mengambil keputusan untuk tidak mengimport lovebird dari afrika begitu juga dengan amerika, mereka takut burung ini akan punah dialamnya sebab burung yang didatangkan adalah hasil tangkapan alam. Tahun 1970an burung ini dilarang keras diimport keeropa dan amerika.

Mulai sekitar tahun 2015 lovebird mulai dilirik kembali oleh para penggemarnya sebagai burung kontes kecantikan warna atau beauty contest. Mulai saat itu sampai sekarang lovebird ini mulai kembali berkembang. Banyak importir  mendatangkan mutasi-mutasi baru dari Belanda, Taiwan, Thailand  dan Philipine.

Seiring berkembangnya dunia maya, dunia lovebirdpun semakin dikenal. Banyak penggemar lovebird saling berkenalan didunia maya dan saling berbagi informasi tentang dunia lovebird.


Wild Type (normal)
Type ini kadang kita menyebut dengan muka salem , dengan warna bulu hijau dan muka berwarna merah.


 Muka Salem
Lovebird muka salem dengan nama ilmiah Agapornis Roseicollis, awal mula lovebird non klep adalah jenis muka salem. Banyak tersebar di afrika barat daya. Hidup bergerombol dalam satu koloni yang mencapai ribuan, hidup sekitar oase atau mata air digurun. Memiliki warna bulu yang didominasi hijau agak gelap, bermuka merah yang membentuk seperti topeng dan berparuh orange, serta memiliki panjang tubuh 15 cm, panjang bentangan sayap sekitar 100 mm dan berat 40-45 gram. Antara jantan dan betina sulit untuk dibedakan

No comments:

Post a Comment